Senin, 17 September 2012

PKL at PT. Parung Farm-Bogor

Liburan semester enam kemarin, kami sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan PKL tersebut saya laksanakan di PT. Parung Farm-Bogor. Saya yakin ada beberapa orang yang merasa asing dengan nama perusahaan pertanian hidroponik tersebut yang sebenarnya keberadaannya cukup familiar di beberapa market terkemuka di sekitar kita. Karena pada awalnya pun saya demikian :D . Saya mengetahui keberadaan PT. Parung Farm pun dari seorang teman saya, Lola Novitasari yang secara kebetulan bertempat tinggal tidak jauh dari PT. Parung Farm yang beralamat di Jl. Raya Parung No. 546 Parung, Bogor. Pelaksanaan Praktik  Kerja Lapangan (PKL)  ini kami laksanakan  mulai tanggal 4 Juli 2012 s/d 4 Agustus 2012.
Berikut merupakan beberapa potret di Parung Farm yang sempat saya abadikan menggunakan Nokia X5 jadul kesayangan saya :) .




Sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)




Greenhouse Produksi, di greenhouse ini merupakan tempat pemeliharaan tanaman dari penanaman anak semai sampai tiba waktunya panen :)



Kebun Anggrek, PT. Parung Farm tidak hanya memproduksi sayur mayur hidroponik, di tempat tersebut juga menjual beraneka macam tanaman anggrek :)



Ini kawan baik saya, Lola Novitasari. Beliau sedang menanam anak semaai bayam pada sistem NFT :D



Beliau ini Bapak Djoko  Waluyo, tutor sekaligus selaku Pembimbing II kami dalam mengerjakan laporan PKL :)




"Begitu menyenangkan berada di sana, hamparan sayur mayur yang hijau, lambaian dedaunan pohon rindang. Seharian berada di sana tidak akan membuatmu bosan menikmati pemandangan bernuansa hijau"

Senin, 10 September 2012

HIDROPONIK

      Sistem Hidroponik
            Hidroponik adalah teknologi untuk pertumbuhan tanaman dalam larutan nutrisi (air yang mengandung pupuk) dengan atau tanpa menggunakan media artificial (pasir, kerikil, vermiculite, rockwool, perlite, peatmoss, sabut, atau serbuk gergaji) untuk memberikan dukungan mekanik.
Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya.
            Sistem hidroponik ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kultur media tanam dan kultur larutan nutrisi. Pada kultur media tanam, penanaman dilakukan menggunakan media tanam padat berpori sebagai tempat dimana akar tanaman tumbuh. Media tanam yang digunakan dapat berupa media organik, anorganik, atau campuran keduanya. Berdasarkan metode pemberian larutan nutrisinya, kultur media dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sub irrigation (irigasi bawah permukaan) dan top irrigation (irigasi permukaan). Karena top irrigation sering diaplikasikan pada sistem hidroponik dengan menggunakan penetes maka sistem ini lebih dikenal dengan drip irrigation system (sistem irigasi tetes). Sub irrigation dibagi dua, yaitu passive sub irrigation (sistem irigasi dengan prinsip kapiler), dan ebb and flow (sistem irigasi genang dan alir)
            Pada kultur larutan nutrisi, penanaman dilakukan tidak menggunakan media tanam atau media tumbuh, sehingga akar tanaman tumbuh di dalam nutrisi atau di udara. Kultur larutan nutrisi dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu larutan diam, hidroponik dengan larutan nutrisi yang disirkulasikan, dan aeroponik. Sistem hidroponik dipilih berdasarkan pertimbangan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, kebijakan investasi, kompetensi tenaga kerja, dan kondisi iklim. Beberapa hidroponik yang umum digunakan dalam budidaya tanaman secara komersial adalah drip irrigation system, ebb and flow system, passive hydroponics, floating hydroponics, nutrient film technique, dan aeroponics. Pada penelitian kali ini penulis akan memfokuskan pembahasan pada sistem hidroponik dengan NFT.

             Kelebihan Sistem Hidroponik
Bertanam secara hidroponik dapat berkembang dengan cepat karena cara ini mempunyai banyak kelebihan. Kelebihan yang utama adalah keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. Selain itu, kelebihan lainnya sebagai berikut:
1.      Perawatan lebih praktis serta gangguan hama lebih terkontrol,
2.      Pemakaian pupuk lebih hemat (efisien),
3.      Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang baru,
4.   Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat dan memiliki standarisasi,
5.     Tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak,
6.      Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim,
7.  Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan, atau ketergantungan pada kondisi alam,
8.  Tanaman hidroponik dapt dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas, misalnya di atap, dapur, atau garasi,
9.   Tanaman dari hasil berkebun hidroponik dapat dikemas dan disimpan dalam keadaan hidup dan segar untuk waktu yang lebih lama,
10.  Kendali sistem perakaran tanaman selalu terawasi,
11.  Tidak perlu mengkhawatirkan masalah penyiraman,
12. Sistem hidroponik dapat dikembangkan di lahan yang tidak memungkinkan, misalnya di tanah bersalju maupun d ruang angkasa,
13.Dalam berkebun hidroponik di dalam greenhouse  produksi  tidak menggunakan tanah, dengan demikian gulma dan hama jarang sekali ditemukan. Sehingga penggunaan pestisida maupun insektisida tidak diperlukan,
14. Sebuah taman hidroponik dapat diatur dengan sistem timer untuk secara otomatis menyuburkan tanaman,
15.  Hasil produksi sehat karena menerima nutrisi yang seimbang dan terkendali,
16.  Stabil, aman, dan hasilnya tinggi,
17.  Tidak memerlukan tanah,
18. Air tetap berada di dalam sistem dan dapat digunakan kembali, dengan demikian maka biaya dari penggunaan air relatif rendah,
19. Memungkinkan untuk mengontrol kadar nutrisi secara keseluruhan dengan demikian, nutrisi yang digunakan relatif efisien,
20.Tidak ada pencemaran nutrisi yang dilepaskan ke lingkungan karena dikendalikan di dalam sistem,
21.  Stabil dan memiliki hasil tinggi,
22.  Hama dan penyakit lebih mudah disingkirkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bercocok tanam tanpa tanah memberi keuntungan yang lebih besar, terutama bagi penduduk perkotaan yang memiliki lahan sempit atau gersang. Cara ini memberi nilai tambah dalam menciptakan penghijauan di tempat-tepat yang tidak memungkinkan lagi di tanami pohon dengan media tanah.

Kekurangan sistem hidroponik 
  1. Aplikasi pada skala komersial membutuhkan teknis pengetahuan serta pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip.
  2. Pada skala komersial, investasi awal relatif tinggi, meskipun nantinya akan menuai hasil yang juga tinggi dalam jangka menengah dan jangka panjang. 
  3. Perlu kehati-hatian terhadap penyusunan formula (pupuk) dan pengontrolan kesehatan tanaman. 
  4. Memerlukan pasokan air yang bersifat konstan.
  5.  Sangat bergantung dengan keberadaan listrik
    2.
         Prinsip Kerja Sistem Hidroponik
 Pemahaman prinsip kerja hidroponik secara jelas merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam menerapkan sistem budidaya ini. Berikut 5 prinsip kerja hidroponik yang perlu dipahami:
  1.  Menyiapkan tempat budidaya yang bersih, tidak ternaungi, dan atap bangunan tertutup plastik transparan. Tempat budidaya yang tidak ternaungi, dalam arti menerima sinar matahari secara langsung sejak pagi hingga sore hari merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Di sisi lain, atap bangunan tertutup plastik transparan untuk menghindari tanaman tersiram air hujan, bangunan tempat budidaya ini disebut lathhouse.
  2. Memasang jaringan irigasi dengan metode tetes menggunakan gaya gravitasi. 
  3. Menyediakan media tanam yang porus, steril, ringan, mudah didapat, dan murah. Jenis media tanam yang memenuhi persyaratan di atas adalah arang sekam. Media tanam ini dapat dibuat sendiri dengan cara yang mudah.
  4. Memberikan larutan nutrisi yang mengandung 16 unsur hara esensial tersebut dalam dosis, konsentrasi, komposisi, pH, dan volume yang tepat kepada tanaman yang dibudidayakan.Melakukan pemeliharaan dengan baik dan benar, terutama pemangkasan,  pemasangan benang lanjaran dan pengendalian hama dan penyakit.


DAFTAR PUSTAKA

Echeverria, Laura Perez. 2008Hydroponics For The Home. San Jose,C.R.: IICA.
Guided. 2011Hydroponic Vegetable Production. (Republic Of South Africa : agriculture,forestry & fisheries Department.
Guided. Hydroponic Vegetable Production. (Republic Of South Africa : agriculture,forestry & fisheries Department. 2011).
Hartus, Tony. 2006. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Jakarta: Penebar Swadaya
Murali, ““Hydroponics” (A Novel Alternative For Geoponic Cultivation Of Medicinal Plants And Food Crops”, Vol. 2. Issue II, April-Juni 2011) , hal. 287.
Tim Pengajar Pengantar Ilmu Pertanian. 2009Kumpulan Makalah ke Ilmu-Ilmu Pertanian. Bogor: IPB Press